Selasa, 06 November 2012

Sembilan Elemen Jurnalisme Bill Kovach

1. Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran 2. Loyalitas utama jurnalisme adalah pada warga Negara 3. Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi 4. Jurnalis harus menjaga independensi dari obyek liputannya.. 5. Jurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau independen dari kekuasaan. 6. Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling-kritik dan menemukan kompromi 7. Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan 8. Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional 9. Jurnalis harus diperbolehkan mendengarkan hati nurani personalnya. INDEPENDENSI Bagaimana dengan elemen ke-4 (Jurnalis harus menjaga independensi dari obyek liputan/tulisannya)? Sebagai wartawan kita harus sebisa mungkin bersikap independen, tanpa takut dan tanpa tekanan, tanpa konflik kepentingan. Namun, dalam banyak kasus, kita para wartawan tidak pernah bisa independen se-independen-independennya. Kita bekerja untuk majikan yang punya kekuasaan dan uang. Atau mungkin kita punya saudara yang dekat kekuasaan. Bahkan jika kita bekerja di sebuah media yang dibiayai oleh donor asing, bisakah kita mengklaim independen? Kita mungkin bisa independen terhadap partai politik tertentu, tapi bisakah independen terhadap kepentingan bisnis tertentu; wartawan Kompas terhadap Gramedia Group; wartawan Bisnis Indonesia terhadap Sahid Group; wartawan Metro dan Media terhadap Surya Paloh Group, yang tidak hanya bisnisman tapi juga tokoh Partai Golkar? Bill Kovach memberi jalan keluar untuk kemustahilan itu: “Jika wartawan/media memiliki hubungan yang bisa dipersepsikan sebagai konflik kepentingan, mereka berkewajiban melakukan full-disclosure tentang hubungan itu.” Tujuannya adalah agar pembaca waspada dan menyadari bahwa tulisan/liputan itu tidak independen-independen amat. VERIFIKASI Salah satu kata kunci dari semua elemen tadi adalah “disiplin verifikasi” untuk mencapai kebenaran KOMPREHENSIF DAN PROPORSIONAL Elemen ini hanya bisa dipenuhi jika wartawan tidak hanya menerima fakta yang terlalu mudah bisa diraih. “Wartawan harus menggali lebih jauh fakta-fakta dan menyusunnya dalam sebuah konteks.” HATI NURANI WARTAWAN Kebenaran kadang bersifat sangat elusif. Sangat sering kita wartawan dihadapkan pada keputusan yang harus ditimbang hati nurani, melalui dialog dalam diri kita. Wartawan yang independen adalah yang bisa exercise hati nurani itu tanpa tekanan dan tanpa iming-iming, termasuk tekanan atasan dan tekanan kehilangan pekerjaan. Jika seorang wartawan meyakini suatu kebenaran, tapi dia takut mengungkapkannya karena takut dipecat, misalnya, dia tidak independen (Dan kembali lagi ke elemen ke-4). Lalu, di mana posisi kita sebagai wartawan saat ini? Jawabannya terpulang kepada masing-masing peserta. Selamat menjadi wartawan yang baik. (disarikan dari tulisan farid gaban)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar